Ada yang unik dari penemuan terbaru fosil mammoth di Siberia. Selain
tubuhnya yang masih terawetkan utuh, hewan purba yang hidup di zaman es
tersebut memiliki rambut berwarna pirang agak merah muda (blonde
stroberi).
Yuka, nama fosil mammoth remaja tersebut, ditemukan di sebuah tebing beku di Siberia, Menurut para ilmuwan, Yuka memberikan pemahaman penting tentang rahasia hewan raksasa berbentuk mirip gajah yang selama ini belum diketahui, seperti rambut dan warna matanya.
Yuka, nama fosil mammoth remaja tersebut, ditemukan di sebuah tebing beku di Siberia, Menurut para ilmuwan, Yuka memberikan pemahaman penting tentang rahasia hewan raksasa berbentuk mirip gajah yang selama ini belum diketahui, seperti rambut dan warna matanya.
Para ilmuwan yang
memeriksa tubuh Yuka menemukan banyak misteri. Tubuh fosil itu,
misalnya, menunjukkan manusia purba diduga kuat mencuri sisa bangkai
Yuka selepas mati dimangsa singa. Hal itu diketahui dari luka konsisten
pada tubuh mammoth yang diduga kuat akibat serangan manusia dan singa.
Jika benar, temuan itu akan menjadi bukti pertama adanya interaksi antara mammoth dan manusia purba yang pernah ditemukan di daerah tersebut.
Yuka diperkirakan berusia tiga sampai empat tahun ketika mati dan masih memiliki bantalan kaki dan rambut yang tumbuh di sela-selanya. Para ilmuwan memperkirakan Yuka terkubur dalam es selama lebih dari 10 ribu tahun. Tubuh Yuka berikut cidera yang dialaminya terawetkan dengan baik di dalam es.
Kevin Campbell, profesor fisiologi lingkungan dan evolusi di University of Manitoba, Kanada, mengatakan satu hal paling mencolok tentang Yuka adalah warna pirang-stroberi rambutnya.
"Mammoth-mammoth sebelumnya memiliki rambut yang lebih gelap. Sempat ada kemungkinan rambut mammoth berwarna lebih terang saat para ilmuwan pada 2006 menganalisis gen dari tulangnya," ujar Campbell.
Jika benar, temuan itu akan menjadi bukti pertama adanya interaksi antara mammoth dan manusia purba yang pernah ditemukan di daerah tersebut.
Yuka diperkirakan berusia tiga sampai empat tahun ketika mati dan masih memiliki bantalan kaki dan rambut yang tumbuh di sela-selanya. Para ilmuwan memperkirakan Yuka terkubur dalam es selama lebih dari 10 ribu tahun. Tubuh Yuka berikut cidera yang dialaminya terawetkan dengan baik di dalam es.
Kevin Campbell, profesor fisiologi lingkungan dan evolusi di University of Manitoba, Kanada, mengatakan satu hal paling mencolok tentang Yuka adalah warna pirang-stroberi rambutnya.
"Mammoth-mammoth sebelumnya memiliki rambut yang lebih gelap. Sempat ada kemungkinan rambut mammoth berwarna lebih terang saat para ilmuwan pada 2006 menganalisis gen dari tulangnya," ujar Campbell.
Dia mengatakan,
temuan fosil Yuka bakal membantu para ahli menentukan adanya variasi
warna mata dan rambut di antara populasi mammoth.
Daniel Fisher, profesor ilmu bumi dan lingkungan di University of
Michigan, Amerika Serikat, mengatakan ada bukti-bukti dramatis dari
sebuah perjuangan hidup dan mati antara Yuka dan beberapa predator
puncak. "Yang lebih menarik, ada petunjuk bahwa manusia purba mungkin
mengambil alih pembunuhan Yuka," ujar dia.
Yuka pertama kali ditemukan pemburu gading di Siberia. Fosil tersebut kemudian diambil alih oleh organisasi Mammuthus, sehingga memungkinkan para ahli untuk mulai menganalisanya.
Yuka pertama kali ditemukan pemburu gading di Siberia. Fosil tersebut kemudian diambil alih oleh organisasi Mammuthus, sehingga memungkinkan para ahli untuk mulai menganalisanya.
Niat membangkitkan Mammoth
Campbell
juga pernah menerbitkan kode
genetik hemoglobin gajah
raksasa ini beberapa tahun yang lalu.
"Sangat jarang menemukan spesimen yang masih lengkap seperti penemuan bayi mammoth Lyuba pada tahun 2007 silam. Tentunya hal ini akan menjadi keuntungan bagi peneliti, karena ini akan membantu mereka menghubungkan ciri-ciri morfologi yang dapat kita lihat dengan genotipe (urutan DNA) . "
Informasi tersebut dapat membantu mengungkapkan apakah mammoth memiliki semua warna rambut yang sama seperti manusia.
"Sangat jarang menemukan spesimen yang masih lengkap seperti penemuan bayi mammoth Lyuba pada tahun 2007 silam. Tentunya hal ini akan menjadi keuntungan bagi peneliti, karena ini akan membantu mereka menghubungkan ciri-ciri morfologi yang dapat kita lihat dengan genotipe (urutan DNA) . "
Informasi tersebut dapat membantu mengungkapkan apakah mammoth memiliki semua warna rambut yang sama seperti manusia.
Bahkan,
kabarnya ada niatan untuk menghidupkan kembali mammoth tersebut lewat
proses kloning.
Campbell
sendiri tampaknya mendukung tujuan itu, dengan mengatakan "mungkin
kita bisa membuat penemuan baru
yang penting dalam bioteknologi."
Bernard Buigues dari the scientific organization “Mammuthus” pun mengungkapkan,
"Saya tak akan menentang bila nanti ada mammoth yang hidup di dalam
(sebuah) taman masa depan."
Tim Walker, produser dan sutradara
dari sebuah acara di BBC mengatakan kepada Discovery News
bahwa kloning seekor mammoth
bisa membutuhkan waktu
bertahun-tahun.
Kemudian, jika hal itu terjadi, apakah nanti mammoth yang hidup itu tidak kesepian?
Kemudian, jika hal itu terjadi, apakah nanti mammoth yang hidup itu tidak kesepian?
"Ya, mammoth itu kan hewan komunal," jawab Walker.
Wah, berarti
nanti Jurassic Park bakal jadi kenyataan, dong?