Tertinggal 2-0, Manchester United berhasil mengembalikan keadaan dengan tiga gol di menit akhir pertandingan kontra Blackpool untuk kemudian mengamankan kemenangan yang cukup dramatis.
Ini dia beberapa come back dramatis yang terjadi dalam sejarah dunia Sepak Bola seperti yang di kutip dari espn.
Yugoslavia 5-5 Uni Soviet (Olimpiade 1952, putaran ke-1)
Pada pertandingan ini, tim Yugoslavia unggul 5-1 hingga menjelang 15 menit akhir pertandingan sebelum akhirnya harus rela kebobolan di menit 75, 77, 87 dan menit 89. Adalah Vsevolod Bobrov yang membuat Uni Soviet bangkit dengan menciptakan hattrick.
Sayangnya, ketika pertandingan Replay dilakukan, Uni Soviet harus takluk 1-3 dari Yugoslavia.
Wasit Arthur Ellis
Pertandingan ini dianggap come back yang sangat fantastis. Wasit yang menjadi pengadil pertandingan ini, Arthur Ellis, mengatakan bahwa pertandingan itu merupakan hasil seri yang sangat pantas sekaligus yang paling terdramatis dalam sejarah.
Inggris 2-3 Jerman Barat (Perempat Final Piala Dunia 1970)
Inggris yang menjadi juara dunia sebelumnya datang ke Piala Dunia yang dilangsungkan di Meksiko ini dengan rasa percaya diri cukup tinggi, bahkan dalam waktu 49 menit mereka telah unggul 2-0 pada pertandingan perempat final melawan Jerman Barat, finalis yang mereka kalahkan di tahun 1966.
Pemain Inggris Francis Lee keluar lapangan dengan kecewa ketika Uwe Seeler dengan bahagia memeluk Klaus Fichtel
Namun, harapan inggris harus musnah ketika keadaan berbalik dimana Franz Beckenbauer mencetak gol pertama di menit 68. Bahkan Jerman Barat mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di menit 76 sehingga memaksa pertandingan berlanjut ke extra time.
Come back Jerman semakin komplit ketika di menit 108 pemain legenda Gerd Muller menjebol gawang kiper pengganti Inggris Gordon Banks, Peter Bonetti.
Manchester United 2-1 Bayern Munich (Final Liga Champion 1999)
Laga ini tidak kalah dramatisnya dimana United tampil untuk pertama kalinya di final Liga Champion sejak kesuksesan tahun 1968 mereka. Mereka berhadapan dengan juara tiga kali Bayern Munich tanpa Roy Keane dan Paul Scholes. Bahkan setelah enam menit, mereka harus tertinggal 1-0 akibat gol dari tendangan bebas Mario Basler.
Bayern terus menampilkan permainan yang apik untuk terus menjaga keunggulan dimana kapten Bayern Lothar Matthaus memimpin pertahanan Bayern dengan sukses.
Kemudian keadaan berubah ketika sweeper yang kala itu berusia 38 tahun digantikan di menit 80 akibat tekel David Beckham.
Ole Gunnar Solksjaer & Teddy Sherringham membawa United menjuarai trofi Liga Champion 1999
Lalu, melalui duo super sub mereka. United mengubah kedudukan melalui Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solksjaer di menit 91 dan 93 untuk mengamankan treble mereka di musim itu.
Kegembiraan pecah bagi kubu United, sementara Bayern hanya bisa meratapi kekalahan menyesakkan mereka. Salah satunya adalah Samuel Kuffour yang harus menangis yang gagal mencegah terjadinya gol kedua.
Liverpool 3-3 (3-2 Adu Penalti) AC Milan (Final Liga Champion 2005)
Mungkin final Liga Champion kala itu adalah final yang sangat menyesakkan bagi AC Milan. Klub asal Italia ini sangat diunggulkan karena memiliki pemain dengan materi yang lebih menawan dibandingkan Liverpool.
Bahkan boss AC Milan kala itu Carlo Ancelotti menegaskan bahwa pengalaman yang dimiliki anak didiknya menjadi keunggulan. Benar saja, Milan hanya butuh waktu 53 detik untuk unggul melalui pemain yang paling senior dan berpengalaman Paolo Maldini. Setelah itu, dua gol dari Hernan Crespo sebelum babak pertama usia membuat Liverpool tertinggal 3-0.
Di babak kedua, perubahan dilakukan Rafael Benitez deng memasukkan Dietmar Hamann menggantikan Steve Finnan untuk menetrallisir Kaka. Hasilnya sangat efektif, Liverpool bangkit dalam waktu hanya enam menit di awal babak kedua. Gol Steven Gerard, Vladimir Smicer dan Xabi Alonso berhasil menyamakan kedudukan.
Penalti Andrei Shevchenko di gagalkan Jerzy Dudek dalam drama adu penalti yang dimenangi Liverpool 3-2
Liverpool akhirnya berhasil keluar dari tekanan dan memaksa pertandingan hingga babak penalti. Kiper Jerzy Dudek melakukan penyelamatan gemilang dengan memblok tendangan Andrei Shevchenko hingga akhirnya unggul 3-2. Pertandingan ini sendiri dikenang sebagai "Keajaiban Istambul" oleh Inggris.
MB